03.55

Pembinaan Perpustakaan Sekolah

Dalam pasal Undang – undang sisdiknas no. 2 tahun 1989, ditegaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting. Sebagai sumber belajar, keberadaan perpustakaan mutlak dibutuhkan. Namun, dalam pengelolaan perpustakaan saat ini masih jauh dari harapan, penggunaan sarana perpustakaan masih belum optimal. Keadaan ini dimungkinkan karena manajemen sekolah yang kurang mementingkan keberadaan perpustakaan disekolah, selain itu koleksi buku perpustakaan masih berkisar pada buku – buku paket sedangkan selain buku paket masih ada dalam jumlah yang terbatas, apalagi petugas perpustakaan pada umumnya bukan seorang pustakawan yang sebenarnya sehingga pengelolaan kurang professional. Serta alokasi dana untuk pengembangan perpustakaan dari sekolah masih kurang memadai dan motivasi kepala sekolah, guru dan staf sekolah kepada para siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana belajar masih kurang. Oleh karena itu diperlukan suatu pembinaan terhadap perpustakaan sekolah guna menciptakan kualitas SDM, memotivasi siswa untuk membaca dan memanfaatkan perpustakaan serta mendorong terciptanya budaya baca.

Batasan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah dan pembinaan perpustakaan ?
2. Mengapa diperlukan kegiatan pembinaan perpustakaan sekolah?
3. Aspek apa saja yang perlu dilakukan dalam ruang lingkup pembinaan sekolah?




Pengertian perpustakaan Sekolah dan pembinaan perpustakaan

Perpustakaan sekolah
Sebelum kita mendefinisikan perpustakaan sekolah, sebaiknya terlebih dahulu kita memahami arti atau definisi perpustakaan , Sebab kata ”sekolah” pada istilah ”perpustakaan sekolah” merupakan kata yang menerangkan kata ”perpustakaan”. Memahami perpustakaan secara umum merupakan dasar memahami perpustakan sekolah.
Beberapa ciri perpustakaan sebagai berikut :
1. Perpustakaan itu merupakan suatu unit kerja
2. Perpustakaan mengelola sejumlah bahan pustaka
3. Perpustakaan harus digunakan oleh pemakai
4. Perpustakaan sebagai sumber informasi
Jadi, Perpustakaan adalah Suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan – bahan pustaka, baik berupa buku – buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh pemakainya.
Apabila ditinjau dari sudut tujuan, fungsi serta pemakainya, maka secara garis besar ada lima macam perpustakan Yaitu :
1. Perpustakaan Nasional
2. Perpustakaan Umum
3. Perpustakaan Khusus
4. Perpustakaan Perguruan Tinggi
5. Perpustakaan Sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa perpustakaan merupakan Unit Kerja. Dengan demikian perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya.Unit ini dimaksudkan baik secara organisasi maupun fasilitas tenaga dan tempat, merupakan integral dari lembaga yang bernama sekolah, bukan sesuatu yang berdiri sendiri.
Perpustakaan sekolah, seperti perpustakaan umum, juga menyimpan koleksi bahan pustaka yang terdiri dari buku, slide,majalah, surat kabar dan lain – lain. Semua bahan diatur dalam ruangan tertentu dalam lingkup sekolah, disusun secara sistematis, agar para pemakai dapat menggunakan perpustakaan sesfisien dan semaksimal mungkin.
Para pemakai Perpustakaan sekolah adalah orang – orang yang berada dalam lingkup sekolah, antara lain : guru, karyawan, dan terutama adalah para siswa sekolah itu. Tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk memberikan kesempatan bagi orang lain yang memerlukan.
Tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menunjang proses pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Oleh karena itu bahan – bahan pustaka disesuaikan dengan tujuan itu. Hal ini tidak berarti semata – mata berisi buku pelajaran yang dipakai dalam proses belajar – mengajar, tetapi juga bahan – bahan untuk maksud rekreasi, ilmu pengetahuan populer, dan lai – lain. Sebab proses pendidikan sesungguhnya bukanlah sekedar memberikan ilmu yang ada pada guru kepada siswa, melainkan juga merangsang murid untuk selalu mengembangkan diri, memperkembang bakat dan kemampuannya. Dalam hal inilah perpustakaan menyumbangkan bantuan yang besar dan berguna. Itu berarti pula para pengelola perpustakaan ikut ambil peranan dalam proses pendidikan, sedangkan para guru tidak lepas dari pembinaan siswa agar mecintai dan menggunakan perpustakaan semaksimal mungkin.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan, Perpustakaan sekolah ialah Suatu Unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan, yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam pengetahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik disekolah tersebut.
Perpustakaan sekolah juga dimaksudkan untuk merangsang anak memperkembang diri dan ilmunya. Maka haruslah diusahakan menggunakan bahan pustaka yang ada, bukannya dipersukar karena takut kehilangan bahan – bahan pustaka. Demikian pula hendaknya bahan – bahan pustaka selalu menarik, selalu bertambah, sehingga sumber – sumber informasi yang baru tersedia.


Pembinaan Perpustakaan

Pembinaan adalah Usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Pembinaan Perpustakaan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus – menerus agar segala sesuatunya berjalan pada jalur dan rel yang benar sehingga dapat mengikuti perkembangan yang terjadi disekitarnya
Menurut Intruksi Presiden No.15 tahun 1974, Tanggal 13 september 1974, pasal 4 bahwa pembinaan secara menyeluruh mencakup : “Perencanaan, Pengaturan, Pengendalian, dan Penilaian Kegiatan” yang berhubungan dengan suatu sistem tertentu.


Mengapa diperlukan kegiatan pembinaan perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan sumber pengetahuan bagi siswa, guru, dan semua warga sekolah. Setiap sekolah, telah tersedia fasilitas perpustakaan yang memadai dan disuaikan dengan kebutuhan dari sekolah yang terkait. Tapi Kenyataan yang sekarang ini, keberadaan perpustakaan sekolah belum berfungsi secara optimal. Perpustakaan pada umumnya masih tidak lebih dari tempat menyimpan buku-buku. Warga sekolah kurang berminat untuk mendatangi perpustakaan – perpustakaan yang ada belum berfungsi sebagai sarana peningkatan minat para siswa, oleh karena itu diperlukan pembinaan, supaya perpustakaan sekolah mempunyai daya tarik bagi siswa.

Kegiatan pembinaan perpustakaan sekolah sangat diperlukan karena pembinaan perpustakaan sekolah mempunyai beberapa tujuan yang harus dicapai.

Tujuan Pembinaan Perpustakaan Dibagi menjadi dua :
Tujuan Umum
1. Meningkatkan mutu perpustakaan
2. Meningkatkan Relevansi perpustakaan dengan pembangunan
3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna perpustakaan
Tujuan Khusus
1. Mewujudkan suatu sistem perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
2. Menyelenggarakan program perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
3. Mewujudkan mutu perpustakaan yang standar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Menyediakan berbagai jenis koleksi perpustakaan sesuai dengan prioritas yang digariskan
5. Mengatur dan menyelenggarakan perpustakaan perpustakaan yang sesuai dengan prinsip – prinsip managemen perpustakaan.


Ruang Lingkup Pembinaan Perpustakaan
Ruang Lingkup Pembinaan meliputi Pembinaan teknis dan yang bukan teknik perpustakaan, yang mencakup 10 aspek :
1. Status, Organisasi dan managemen perpustakaan
2. Ketenagaan Perpustakaan
3. Gedung dan ruangan perpustakaan
4. Perabot dan peralatan Perpustakaan
5. Koleksi bahan pustaka perpustakaan
6. Pelayanan Perpustakaan
7. Pembinaan (anggaran) Perpustakaan
8. Promosi dan Pemasyarakatan Perpustakaan
9. Jaringan kerjasama antar Perpustakaan
10. Minat baca


Pembinaan Status, Organisasi dan managemen perpustakaan
Status atau Kedudukan Organisasi Perpustakaan merupakan, Satu hal yang penting oleh sebab itu harus selalu dilakukan Pembinaan agar perpustakaan memiliki status yang mantap, seimbang, dan serasi dengan peran tugas dan fungsinya sebagai pusat informasi dan agen perubahan, status Perpustakaan akan berkaitan erat dengan stuktur organisasinya artinya tinggi atau rendahnya status perpustakaan tergantung kepada luas atau sempitnya ruang lingkup dan jenjang organisasi.Pembinaan yang dilakukan terhadap status dan organisasi perpustakaan dimaksudkan agar perpustakaan diberikan ”porsi” yang pas dan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan bobot tugas dan fungsinya.
Perpustakaan sekolah yang dikelola oleh seorang guru pustakawan atau pustakawan guru, berada dibawah pembinaan kepala sekolah. Namun, perpustakaan yang sehat dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh beberapa staf dengan latar belakang pendidikan perpustakaan. Pembinaan organisasi perpustakaan dilakukan agar semua kegiatan dapat tertampung, terselenggara, dan berjalan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku.
Manajemen perpustakaan fungsi kegiatannya meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan dan Pengawasan. menejemen perpustakan sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan Kepala sekolah Kepala sekolah sebagai top manajer di sekolah, berkewajiban untuk membina seluruh komponen yang ada di sekolah. perpustakaan adalah salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan, untuk itu kepala sekolah perlu membina perpustakaan sekolah, supaya bisa bermanfaat secara optimal.
Untuk membina perpustakaan secara optimal diperlukan tindakan-tindakan yang tepat dari kepala sekolah, yang antara lain :

a.Penempatan petugas untuk pengelola perpustakaan secara benar dan berkemampuan.
b.Mengalokasikan dana yang memadai untuk pengembangan perpustakaan.
c.Membantu pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara periodik.
d.Memberi pembinaan secara berkala kepada pengelola perpustakaan dan seluruh warga sekolah.
e.Menetapkan wajib berkunjung ke perpustakaan bagi para siswa, melalui metode pemberian tugas dari guru
f. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang terlaksana.


Pembinaan Ketenagaan
Keberhasilan suatu perpustakaan diukur berdasarkan Tinggi rendahnya kemampuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar mandiri serta pusat pelayanan informasi, penelitian, dan rekreasi masyarakat sekelilingnya. Untuk itu sebuah perpustakaan dari segi fisiknya memerlukan pembinaan yang tepat, yang memperhatikan perpaduan aspek lokasi, gedung ruangan, dan koleksi bahan pustakanya agar serasi, selaras dan seimbang sedangkan untuk keberhasilannya, perpustakaan perlu dikelola oleh sejumlah tenaga pustakawan terdidik terampil dan penuh pengertian tentang kebutuhan masyarakat baik material maupun spiritual serta memiliki jiwa pengabdian yang tinggi.
Dengan demikian di dalam suatu sistem pendidikan nasional yang berkesinambungan seumur hidup, perpustakaan berperan secara tepat guna dan berdaya guna sebagai suatu lembaga pendidikan dan non- formal dan sebagai sarana penunjang pendidikan formal.
Menyadari akan tujuan, isi, dan fungsi perpustakaan yang cukup berat, dapat dibayangkan persyaratan – persyaratan yan dituntut dari seorang pustakawan atau petugas suatu perpustakaan yang ingin mengabdian dirinya kepada masyarakat khususnya dalam memberikan pelayanan bacaan dan informasi.
Ada dua persyaratan pokok yang harus dimiliki oleh pustakawan agar pelayanan perpustakaan dapat diselenggarakan dengan baik dan memenuhi sasarannya yakni persyaratan mental dan perrsyaratan pengetahuan.
1. Persyaratan Mental
• Seorang Pustakawan harus mempunyai jiwa mengabdi terhadap kepentingan masyarakat
• Menaruh perhatian yang besar terhadap hal – hal yang ada kaitannya dengan pembinaan minat baca dan pemenuhan kebiasaan membaca.
• Selalu ingin tahu dan memahami selera baca
• Selalu ingin rajin, tekun, teliti, siap sedia secara memikat memberikan bimbingan dan pengarahan tentang cara menggunakan perpustakaan, sehingga lambat laun berkeinginan mengunjungi perpustakaan dan bergairah untuk meminjam bahan bacaan
2. Persyaratan Pengetahuan
• Hal – hal umum yang harus diketahui dan kadang – kadang mungkin harus dipelajari secara mendalam seperti
 Tentang kegemaran dan penggunaan waktu senggang
 Tentang kelompok usia bersekolah dan yang putus sekolah
 Tentang lingkungan hidup siswa itu sendiri
• Pengetahuan tentang dunia bacaan dan penerbitan pada umumnya
• Pengetahuan tentang masyarakat sekeliling disamping pengetahuan tentang ilmu perpustakaan.

Sedangkan untuk meningkatkan profesionalis pustakawan, diperlukan beberapa tindakan, yang antara lain :

a.Mengikut sertakan pengelola/ petugas perpustakaan dalam pendidikan dan pelatihan terkait dengan perpustakaan
b.Mengadakan fasilitas dan kemudahan-kemudahan bagi pengelola perpustakaan dalam pengembangan. perpustakaan
c.Mengadakan studi banding dengan perpustakaan sekolahyang telah memiliki menajemen yang baik dan maju


Pembinaan Gedung dan ruangan perpustakaan
Keadaan gedung dan ruang perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggarakan perpustakaan. Misalnya bagaimana bagian – bagian dari ruang perpustakaan itu, perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisinya, dan sebagainya. Prinsipnya disamping faktor ukuran luas, kondisi, dan letaknya, ruang – ruang harus menjamin alur kerja yang baik tidak boleh terjadi alur kerja terhambat karena masalah ruang. Ini berarti bahwa petugas perpustakaan harus dapat mengatur ruangan sedemukian rupa sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini terutama diperuntukkan bagi perpustakaan – perpustakaan yang menggunakan ruangan yang telah ada.
Perpustakaan yang menempati ruangan tersendiri seperti perpustakaan khusus, perpustakaan lembaga keagamaan, dan perpustakaan sekolah yang jumlah koleksi, petugas, anggaran, pemakai dan ruang lingkup kegiatan yang relatif terbatas akan lebih efisien jika ditempatkan pada suatu ruangan tertentu (bukan gedung tersendiri). Ruangan perpustakaan tersebut didesain dan ditata secara khusus untuk perpustakaan.dengan mempertimbangkan aspek – aspek seperti halnya perpustakaan yang menempati gedung sendiri. Namun aspek – aspek tersebut lebih sederhana, karena terbatas pada ruangan perpustakaan. Yang terpenting adalah bahwa proses kegiatan dapat berjalan guna melaksanakan tugas dan fungsi perpustakaan.
Pembinaan gedung, sarana dan prasarana adalah agar sejak proses pemakaian, pemeliharaan, perawatan, sampai dengan penghapusan dapat berjalan baik Hal itu untuk dapat dihindari terjadinya pemborosan, kerugian, dan kesalahan pengurusan.

Pembinaan perabot dan perlengkapan perpustakaan
Perabot dan perlengkapan perpustakaan ikut menentukan keberhasilan suatu perpustakaan dalam mencapai tujuannya. Yang termasuk perabot perpustakaan antara lain adalah rak buku, rak majalah, lemari katalog dan lain – lain. Sedangkan yang termasuk perlengkapan perpustakaan antara lain mesin ketik, mesin hitung, mesin fotocopy, alat – alat tulis, kartu katalog, dan lain – lain. Baik perabot maupun perlengkapan perpustakaan termasuk dalam tata – ruang perpustakaan.
Yang dimaksud Tata – ruang dalam hal ini adalah Penempatan alat – alat perlengkapan seperti rak buku, meja kursi baca, rak majalah dan sebagainya dalam suatu perpustakaan. Ini tidak kurang pentingnya untuk diperhatikan, karena kelancaran kerja banyak dipengaruhinya

Pembinaan koleksi perpustakaan
Koleksi Perpustakaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu dari sumber informasi perpustakaan akan dimulai kebijakan pembentukannya. Secara khusus pembinaan koleksi dikaitkan dengan masing – masing jenis perpustakaan Pada perpustakaan sekolah, koleksi yang disediakan adalah berhubungan dengan mata pelajaran karena hal ini selalu dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai visi dan misi perpustakaan sekolah tapi sekarang ini untuk menarik perhatian minat para siswa maka perpustakaan perlu memperbanyak koleksi perpustakaan. Semakin banyak dan bervariasi buku-buku perpustakaan, akan semakin merangsang siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Oleh karena itu perpustakaan yang menarik adalah perpustakaan yang menpunyai koleksi pustaka yang banyak dan bervariasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan supaya koleksi perpustakaan menjadi menarik, antara lain sebagai berikut :

a.Media pendidikan dan alat peraga pembelajaran yang sedang tidak digunakan, hendaklah ditempatkan secara menarik di perpustakaan.
b. sekolah secara periodik mengadakan penambahan koleksi buku-buku kepustakaan, baik secara membeli maupun meminta sumbangan dari pihak lain yang berkompeten dalam pendidikan.
c.Peralatan ruangan yang nyaman, tenang, bersih, sirkulasi udara yang baik supaya pengunjung krasan di perpustakaan.
d.Penataan dan perawatan lokasi secara benar.

Selain itu, Pembinaan koleksi perpustakaan adalah kegiatan yang dilakukan sejak koleksi pertama atau dasar terbentuk. Pembinaan koleksi perpustakaan mencakup :
1. Perumusan kebijakan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan keperluan masyarakat pemakai, jumlah bahan pustaka selalu mencukupi. Mutu koleksi perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pembinaan koleksi ini.
2. Penjabaran kebijakan berbentuk :
a) Menyusun rencana operasional pembinaan koleksi. Kegiatan ini adalah mencakup perencanaan kebutuhan koleksi. Kegiatan ini adalah mencakup perencanaan kebutuhan koleksi, sistem dan metode pengadaan, pengolaan, penyususnan dan pemberdayaan dan pemberian layanan, serta penyediaan anggaran yang diperlukan
b) Menghimpun Alat seleksi bahan pustaka
Kegiatan ini adalah mengumpulkan semua sumber informasi literatur yang akan dipakai dalam proses penyeleksian dan penentuan bahan pustaka diadakan.
c) Survai minat pemakai
Kegiatan ini pada dasarnya adalah membuat intrumen, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data serta membuat laporan hasil survai untuk mengetahui bidang / subjek yang diminati pemakai, jenis bahan pustaka yang diperlukan, termasuk jenis layanan yang dikehendaki. Survai minat pemakai yang dapat dilakukan penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh pustakawan dengan para pemakai potensial yang rajin ke perpustakaan.
d) Melakukan Survai bahan pustaka
Kegiatannya adalah mengamati langsung keberadaan bahan pustaka di toko buku, pameran dan perpustakaan lainnya untuk mengetahui : buku – buku yang baru terbit, buku yang mungkin sudah lama tetapi tetap penting dimiliki perpustakaan, cara – cara untuk mendapatkannya (beli, tukar – menukar, atau diperoleh secara Cuma – Cuma), hal – hal lain seperti bentuk fisik buku, perbandibgan harga, dan tada bibliografi lainnya.
e) Membuat dan menyusun Desiderata
Kegiatan ini adalah membuat deskripsi bahan pustaka dalam bentuk kartu atau bahan pustaka dalam pengadaan. Desiderata inilah yang utama dipakai oleh tim penyeleksi melakukan tugasnya.
f) Pengadaan bahan pustaka
Pengadaan bahan pustaka dilakukan dengan cara : membeli, / melanggan, tukar – menukar, penerbitan, penggandaan, dan memperolehnya secara gratis dari lembaga yang memiliki koleksi tertentu dan ingin mengembangkannya. Pengadaan bahan pustakauntuk perpustakaan harus berpedoman kepada kebijakkan dan aturan/pedoman yang berlaku.
g) Meregistrasi bahan pustaka
Kegitan ini adalah mencatat identitas bahan pustaka pada buku induk atau kardek dan sejenisnya, atau secara elektronis ke pangkalan data komputer. Peregistrasian untuk koleksi berkala, dan bahan pustaka lain seperti koleksi dalam bentuk terekam, menggunakan cara dan peralatan tersendiri.
h) Mengevaluasi dan menyiangi koleksi
Mengevaluasi dan menyiangi koleksi adalah kegiatan mengidentifikasi, memilih dan mengeluarkan bahan pustaka dari jajarannya untuk ditetapkan sebagai bahan pustaka hasil penyiangan. Selanjutnya dilakukan pekerjaan pasca penyiangan. Seperti dihibahkan, dimusnahkan, atau ditukarkan. Bahan pustaka yang dikeluarkan dari koleksi, juga harus dikeluarkan kartu katalognya dari lemari katalog, dicoret dengan memberi catatan pada buku induk. Apabila dimasukkan kepangkalan data, juga harus dihapuskan untuk menyamakan antara data pada pangkalan data (data base) dengan koleksinya.


Pembinaan layanan
Layanan merupakan semua kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan dengan melakukan hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap pemakai jasa perpustakaan. Kesempurnaan layanan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perpustakaan. Layanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai. Bentuk riil layanan perpustakaan tersebut antara lain :
1. Layanan yang memberikan sesuai dengan kebutuhan / yang dikehendaki pemakai.
2. Berorientasi kepada pemakai
3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran.
4. Berjalan Mudah dan sederhana
5. Murah dan ekonomis
6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati.
7. Bervariatif
8. Mengundang rasa ingin kembali
9. Ramah tamah
10. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifat menggurui.
11. Mengembangkan hal – hal yang baru / inovatif.
12. Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang yang lain.
13. Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.

Pembinaan layanan perpustakaan tersebut secara singkat dikatakan sebagai layanan ”prima” yaitu Cepat, tepat, Mudah, Sederhana, dan murah, serta memuaskan pemakai. Cepat artinya, layanan yang diberikan dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Sedangkan tepat maksudnya dapat memenuhi kebutuhan pengunjung perpustakaan seperti yang dikendaki mereka. Dengan demikian, maka petugas pelayanan dan informasi dipersiapkan dengan sebaik – baiknya. Dengan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kemampuan dan sikap perilaku yang simpati.
Layanan yang perlu dikembangkan perpustakaan sekolah adalah :
1. Menyusun Rencana operasional layanan meliputi jenisnya, sistemnya, peraturan tata tertib, kebutuhan biaya, dan peralatan tenaganya, serta penentuan fokus atau segmen pemakai.
2. Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku – buku perpustakaan sekolah. Tugas pokok bagian sirkulasi antara lain melayani murid – murid yang akan meminjam buku perpustakaan sekolah, melayani murid – murid yang akan mengembalikan buku yang telah dipinjam dan membuat statistik pengunjung. Bahan pustaka yang boleh dan dapat dipinjam dibaca diluar Perpustakaan pada umumnya adalah koleksi umum (non referensi). Petugas layanan harus meneliti dan mengecek kondisi bahan pustaka yang akan dipinjam atau dikembalikan, antara lain dalam hal keutuhan dan kelengkapan jumlah halaman, dan ada atau tidaknya coretan, dan lain sebagainya. Agar tidak terjadi kesalah pahaman persepsi antara petugas layanan dan pemakai maka pada saat transaksi peminjaman dan pengembalian dilakukan pengecekan.
3. Layanan Referensi
Selain tugas pelayanan sirkulasi, pelayanan perpustakaan sekolah juga bertugas dibidang pelayanan referensi. Pelayanan sirkulasi berhubungan dengan peminjaman dan pengembalian buku, sedangkan pelayanan referensi berhubungan dengan pelayanan pemberian informasi dan pemberian bimbingan pemakai.
Jadi Layanan referensi adalah layanan yang hanya dapat diberikan terbatas hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan. Misalnya keterbatasan koleksi.koleksi referensi mencakup Kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, buku pedoman, petunjuk, dan buku tahunan.
 Pelayanan Informasi
Perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai tumpukan buku tanpa ada gunanya, tetapi secara prinsip perpustakaan sekolah harus dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi setiap orang yang membutuhkannya. Oleh sebab itu perpustakaan sekolah harus mampu memberikan pelayanan informasi. Pada prinsipnya pelayanan informasi ditujukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan pengunjung perpustakaan sekolah yang membutuhkan keterangan – keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahan – bahan tertentu.
Tugas pelayanan informasi ini bisa diselenggarakan dengan sebaik – baiknya tergantung pada dua faktor, yaitu :
1. Kelengkapan koleksi
Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah sangat mempengaruhi terhadap pelayanan informasi. Bagaimana akan dapat menunjukan bahab – bahan tertentu sementara buku yang tersedia belum memadai oleh karena itu pengadaan bahan pustaka harus diusahakan secara kontinu. Apabila tidak mampu membeli buku – buku, usahakanlah dengan cara lain seperti tukar – menukar atau pinjam meminjam dari perpustakaan sekolah lainnya.
2. Kemampuan petugas
Perpustakaan sekolah yang sudah maju khususnya di sekolah menengah dan sekolah tinggi mempunyai tenaga yang cukup banyak, sehingga ada petugas yang menjabat sebagai kepala perpustakaan sekolah, ada yang bertugas dio bagian sirkulasi, dan ada pula yang bertugas di bagian sirkulasi dan ada pula yang bertugas di bagian referensi. Tetapi perpustakaan sekolah yang masih hanya satu sehingga selainb kepala perpustakaan juga sekaligus menjabat sebagai petugas sirkulasi dan petugas referensi. Petugas referensi, baik itu merangkap kepala sekolah ataupun petugas khusus referensi harus mempunyai pengetahuan yang luas dan mengetahui isi dan ciri khas setiap bahan referensi.Selain itu, petugas referensi harus mempunyai sikap yang lemah lembut, sabar, tidak cepat bosan dan putus asa, dan yang lebih penting lagi petugas harus mampu mengadakan ”human relation” dengan pengunjung perpustakaan sekolah sehingga pengunjung tidak merasa takut minta bantuan kepada petugas referensi.
 Pelayanan pemberian bimbingan belajar
Secara umum bimbingan berarti proses pemberian bantuan secara kontinu kepada murid – murid dengan memperhatikan keadaan individu murid tersebut, sehingga murid tersebut dapat maju semaksimal mungkin dalam kehidupannya. Sedangkan bimbingan belajar (educational guidance) adalah proses pemberian bantuan bimbingan belajar secara kontinu kepada murid dalam rangka mencapai penyesuaian dan kemajuan pendidikan. Untuk melaksanakan bimbingan belajar seorang pembimbing yang dalam hal ini termasuk guru pustakawan harus sedikit banyak memahami konsepsi dasar tentang belajar, seperti hakikat belajar, prinsip – prinsip belajar, karakteristik belajar. Selain itu ia harus pula memahami kesulitan – kesulitan belajar yang biasa terjadi dan bagaimana cara penyelesaiannya. Pemahaman tentang konsepsi dasar inilah nantinya diharapkan dapat diaplikasikan dalam proses pemberian bimbingan belajar kepada pengunjung perpustakaan sekolah.

Pembinaan Anggaran
Aspek anggaran perpustakaan merupakan salah satu komponen penting bagi pembinaan perpustakaan. Oleh karena itu apabila alokasi anggarannya hanya kecil saja, maka pelaksanaan pelayanan dan kegiatan – kegiatan lainnya akan lamban. Sebaliknya, bila anggaran yang disediakan sesuai dengan yang dibutuhkan, maka penyelenggarakan layanan dan kegiatanlainnya akan berjalan lancar.
Pada perpustakaan – perpustakaan pemerintah, baik perpustakaan Nasional, perpustakaan daerah, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan keliling, anggaran perpustakaan biasanya berasal dari dua sumber, yaitu anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Anggaran rutin terutama diperuntukkan bagi belanja pegawai, biaya perawatan dan pemeliharaan, dan lain – lain. Sedangkan anggaran pembangunan digunakan untuk pembelian bahan koleksi baru, perabot dan perlengkapan perpustakaan, dan lain – lain.
Selain anggaran rutin dan anggaran pembangunan perpustakaan sekolah juga memperoleh bantuan dari anggaran BP3, dan lain – lain. Bantuan anggaran mungkin diperoleh dari yayasan, maupun dari badan – badan lain yang tidak mengikat.
Penggunaan anggaran perpustakaan perlu direncanakan secara matang sehingga efektif dan efisien. Pembukuan keuangan perlu dilakukan secara rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Promosi dan Pemasyarakatan Perpustakaan
Mempromosikan, mempublikasikan atau memasyarakatkan dan sosialisai perpustakaan mempunyai beberapa sasaran, yaitu
1. Menginformasikan atau mempublikasikan supaya siswa tahu dan kenal dengan perpustakaan
2. mengingatkan agar siswa selalu ingat dengan perpustakaan
3. Menarik perhatian agar siswa tertarik kepada perpustakaan
Mempromosikan perpustakaan berisi penginformasikan koleksi bahan pustaka yang tersedia dengan segala jenis layanan yang sudah disiapkan.
Persiapan sebelum melaksanakan promosi antara lain mengatur gedung / ruang perpustakaan dan perlengkapan supaya menarik, dengan suasana ruang yang cerah sehingga dapat memotivasi pengunjung untuk masuk keperpustakaan. Sikap petugas perpustakaan juga perlu diupayakan supaya berpenampilan menarik, ramah dan suka menolong pengunjung.. koleksi bahan pustaka agar diupayakan supaya lengkap dan mutakhir yang disusun secara teratur dan bersih (bebas dari debu)
Dengan Promosi Perpustakaan yang baik maka pengunjung akan selalu datang keperpustakaan sehingga koleksi bahan pustaka yang tersedia diperpustakaan akan dimanfaatkan secara maksimal.

Pembinaan jaringan kerjasama antar perpustakaan
Perpustakaan sebagai salah satu saran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional perlu ditingkatkan pembinaannya secara terus – menerus sehingga semakin dapat meningkatkan mutu layanannya kepada semua pengguna jasa perpustakaan.
Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ledakan informasi yang berkembang dengan amat pesat, maka masyarakat menuntut adanya diversifikasi dalam layanan perpustakaan.
Tujuan Pembinaan jaringan kerjasama perpustakaan antara lain untuk :
1. Meningkatkan kekayaan dan keanegraman informasi yang berasal dari peserta jaringan
2. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan informasi bagi siswa yangmembutuhkan secara tepat dan akurat
3. Mengusahakan terbentuknya pusat informasi perpustakaan
4. Mengupayakan terjalinnya kerjasama antar perpustakaan dengan berbagai jenis layanan peminjaman antarperpustakaan
5. Menciptakan sistem penelusuran dan penemuan kembali informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Jaringan kerjasama antar perpustakaan perlu dibentuk dengan mengadakan kesepakatan bentuk organisasi kerjasama, sehingga dapat ditentukan efektivitas organisasi tersebut, termasuk ruang lingkup kegiatannya.
Pada dasarnya, sekurang – kurangnya ada lima jenis kegitan jaringan kerjasama antar perpustakaan, yaitu :
1. Kegiatan jaringan kerjasama penghimpunan bahan pustaka
2. Kegiatan jaringan kerjasama pelayanan pengelolahan bahan pustaka
3. Kegiatan jaringan kerjasama pelayanan informasi
4. Kegiatan jaringan kerjasama pembinaan ketenagaan
5. kegiatan jaringan kerjasama penerbitan bahan informasi
Pelaksanaan kegiatan kerjasama jaringan secara efektif akan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penelusuran informasi, jika ditunjang dengan sarana dan kemampuan staf yang memadai.
Pembinaan minat baca
Pembinaan minat baca adalah usaha memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan minat baca. Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat baca berarti suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bahan bacaan.
Untuk, membina dan mengembangkan minat baca siswa tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan membaca siswa, sebab seperti telah dijelaskan bahwa untuk menjadiorang yang senang membaca tentunya harus mampu membaca. Tanpa memiliki kemampuan membaca tidak mungkin merasa senang membaca.
Dalam rangka mengemban misi perpustakaan sekolah, guru pustakawan selaku pengelola perpustakaan sekolah harus berusaha semaksimal mungkin membina kemampuan membaca murid – murid sehingga pada diri mereka tumbuh rasa senang membaca. Untuk dapat membina kemampuan membaca murid – murid guru pustakawan harus benar – benar memahami seluk beluk membaca, seperti prinsip – prinsip membaca, karakteristik membaca yang baik, kesiapan membaca, cara – cara memotivasi siswa agar senang membaca dan sebagainya. Semua ini tidak hanya dipahami tetapi yang lebih penting adalah diamalkan secara nyata dalam kegiatan pembinaan minat baca siswa.
1. Prinsip – prinsip membaca
Beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan oleh guru pustakawan dalam membina minat baca siswa adalah sebagai berikut :
a. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks
b. Kemampan membaca setiap orang berbeda – beda
c. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi
d. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan
e. Kemahiran membaca perlu adanya latihan yang kontinu
f. Evaluasi yang kontinu dan komprehensif merupakan bantuloncatan dalam pembinaan minat baca
g. Membaca yang abik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar



2. Kesiapan Membaca
Ada sejumlah faktor yang ikut menentukan terhadap kesiapan siswa untuk membaca dan belajar, semuanya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Kesiapan mental
Kesehatan mental besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan membaca dan belajar. Apabila mentalnya kurang sehat, akan timbul beberapa gejala, misalnya sering lupa, kemampuan berfikirnya menurun, sulit mengkonsentrasikan pikirannya terhadap apa yang sedang dibaca atau dipelajari, akibatnya tidak bisa membaca secara efektif dan efisien.
b. Kesiapan fisik
Secara spesifik ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca yang berhubungan dengan kesiapan fisik. Diantara beberapa faktor tersebut adalah berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan penglihatan dan pendengaran. Seseorang yang lemah penglihatan tidak akan bisa melihat dengan jelas apa yang dibacanya sehingga akibatnya orang tersebut akan mengalami kesulitan membaca. Selain itu faktor yang tidak kalah penting mempengaruhi membaca adalah kemampuan berbicara.
c. Kesiapan emosi
Gangguan emosi dapat juga mempengaruhi keberhasilan membaca dan belajar. Seorang anak yang memiliki sifat pemalu, penakut menunjukkan gejala kesulitan emosi. Begitu pula seorang anak yang terlalu menggantungkan kepada orang tuanya, atau selau ketakutan, merasa cemas, merasa kurang nyaman. Semua ini menunjukkan bahwa anak tersebut kurang siap untuk membaca dan belajar dan akan mempengaruhi keberhasilan membaca dan belajar.
d. Kesiapan pengalaman
Kesiapan pengalaman disini berarti pernah tidaknya membaca, sering tidaknya membaca, luas tidaknya pengetahuanyang dimilikinya


3. Menumbuhkan rasa senang membaca
Salah satu tugas guru / pustakawan dalam rangka memfungsikan perpustakaan sebagai sumber belajar adalah menumbuhkan rasa senang membaca pada siswa, sebab apabila pada diri siswa merasa senang membaca, siswa akan senang membaca dan memanfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin.

Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru pustakawan untuk menumbuhkan rasa senang membaca siswa, antara lain sebagai berikut :
a. Memperkenalkan buku – buku
b. Memperkenalkan riwayat hidup tokoh – tokoh
c. Memperkenalkan hasil – hasil sastrawan

Sekali lagi perlu ditekankan disini bahwa berhasil atau tidaknya menumbuh rasa senang membaca tidak hanya bergantung kepada materi tetapi cara penyampaiannya. Bagaimana cara guru/ pustakawan berusaha memberikan kesan khusus pada siswa. Sehingga mereka tergugah dan terdorong hatinya untuk membaca buku – buku.
Usaha lain sebagai pendekatan dengan memperkenalkan buku – buku perpustakaan sekolah adalah menyelenggarakan ”display” dan pameran buku, ”display” disini berarti mengatur buku – buku secara khusus yang lebih menyolok dan menarik. Biasanya yang di display adalah buku – buku baru, dengan tujuan selain memperkenalkan buku – buku juga sebsagai usaha memberikan stimulustertentu kepada siswa.
Pameran buku adalah kegiatan memfisualisasiklan buku – buku agar diketahui oleh siswa. Pameran buku ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan perpustakaan sekolah pada siswa, guru – guru, dan anggota sekolah lainnya.

0 komentar: